Pages

Saturday, April 28, 2012

Kenapa Kau Bilang Padaku?





Kenapa kau bilang begitu
Kalau akhirnya kau hanya semburkan segurat,
Meniupkannya ke arahku,
Lalu kau tinggalkan begitu saja

Kenapa kau bilang padaku
Jika kata yang kau bawa, terdapat pedang yang bersembunyi di sebaliknya
Walaupun tak tajam,
Namun cukup untuk merumpunkan khawatirku terhadap lidahmu

Kenapa kau bilang begitu padaku
Kalau semburat garis-garis itu akhirnya pudar,
Termakan waktumu sendiri
Kalau goresan yang tertumpahkan akhirnya punah
Oleh usahmu sendiri
Kalau kata-kata itu, dongeng itu, kisah itu, cerita itu,
Akhirnya tak kau kehendaki lagi

Padahal semua itu tentangmu
Kenapa, kau bilang padaku?

Kelas XA,
23 April 2012

Atas nama, Suzash Gribisy Rabbani

Friday, April 27, 2012

--Kutipan--




Dengarlah ini 
--- bahwa meluluskanmu dalam ujian nasional adalah hal yang begitu mudah bagi Tuhanmu, tapi ketuhanan Tuhanmu, adalah selamanya: tidak hanya sampai pada hari kelulusanmu saja. Ketuhanan Tuhanmu tak akan mati sampai kapanpun. Bukan hanya kuasanya yang kau harap akan memberi keajaiban untuk lulus saja! Tapi kemahatahuanNya atas apapun yang kita lalui. Juga keridhaanNya yang akan membawamu sampai di surga..

Sudah Selesai




Sudah selesai kisah pena dan kertas
Sudah jangan diperpanjang lagi
Mendung gelap berhari-hari sudah cukup
Jangan sampai ia menderaskan rintik
Jangan sampai membasahi kertas yang masih apik

Masih banyak waktu untuk merasakan mentari
Senja masih menunggu untuk dinikmati
Tak perlu kertas, tinta, kata-kata, maupun citraan lagi
Cukup pena sendiri yang membentangkan harapan
Biarlah ia sendiri, untuk merajut kehidupannya sendiri

Sampai pena bertemu jarum jam yang tepat
Untuk menemui mereka kembali…

Kamarku yang gelap,
28 April 2012

Atas nama, Suzash Gribisy Rabbani

Pena Bercerita

  Sebuah pena bercerita

Tentang kapal pesiar  besar yang mengawali semuanya
Mencari koma yang setia memberi jeda nafas pencerita
Atas dukung titik yang mengakhiri sebuah dunia
Dan berperan seperti tepiannya, yang teduh nian hijau elok

Si pena selalu datang melukiskan seluruh kedipan tak tergurai
Membakar semangat asam menjadi lebih dari sekilo gula

Sebuah pena bercerita
Tentang hati yang mengayun lambat, dengan ratap
Tentang titik yang ragu mengakhiri kisahnya
Tentang koma yang tak mau memisahkan jeda nafas sebuah kisah
Tentang harapan yang tak pucat pasi ini . . .

Kamarku,
25 April 2012

Atas nama, Suzash Gribisy Rabbani

Thursday, April 26, 2012

Per(empu)an


Kau pernah dengar kata 'empu'? Empu dalam pendengaran saya adalah seorang pengampu, seorang pelindung, penanggung-jawab, dan penenang. Itulah sebab mengapa saya lebih menyukai kata 'perempuan' dibanding dengan kata 'wanita'..


Dan jika memang benar, kita tidak percaya bahwa bagaimana lelaki adalah tergantung bagaimana perempuannya hidup bersamanya, lalu dari mana kita mendapat jawaban: mengapa Rasulullah Muhammad SAW begitu tergantung pada Khadijah dan tidak ada satupun yang mampu menggantikan posisinya dalam hidup Rasul?

Jika kita masih picik dengan sebuah hubungan serius seorang lelaki yang berniat tulus dan tekad kuat untuk menikahi perempuannya, lalu dari manakah kita mendapat jawaban: mengapa B.J. Habibie, insinyur terhebat milik Indonesia yang hampir gila setelah kehilangan istrinya, yang selalu mengikuti kemanapun Ia pergi?

Kalau kita masih menertawakan seorang pemuda yang begitu cinta mati dengan wanitanya, lalu dari manakah kita mendapat jawaban: mengapa para aktivis yang dulu begitu tegas membela anti-korupsi kini menjelma menjadi koruptor? Bukankah jika istrinya mendorong untuk tidak melakukannya, tidak mungkin si suami juga melakukannya?

Bisakah kita hentikan penertawaan dan pemicikan kita atas lelaki yang bertekuk lutut atas cintanya? Bisakah kita mulai menghargai perempuan yang terus mendukung, mendorong dan berambisi agar lelakinya terus ada dalam koridor kebenaran? Bisakah kita berhenti menertawakan cinta yang membawa kebodohan?

Ya, semua pemicikan, peremehan, dan penganggapan bodoh itu tidak perlu jika diri kita sendiri masih terjebak cinta pada benda. Kita berani meremehkan perempuan yang selalu merindukan lelakinya dengan alasan itu tidak logis, tapi kita mencintai harta benda dan rela merendahkan diri kita demi uang 100 atau 200 ribu? Kita bangga menertawakan lelaki yang berjuang sekuat tenaga untuk dapat mencapai pernikahan yang halal sambil mengatakan Ia gila, tapi kita tergila-gila pula dengan tawuran, pertengkaran, gengsi putus silaturahim yang berkepanjangan, gosip dan penawaran proyek yang menjanjikan uang banyak?

Maka tidak ada hal lain yang ingin saya ungkapkan pada empu-empu yang akan memegang peranan penting dalam mendampingi lelaki yang begitu mencintainya selain: cintailah kebenaran! Cintailah kebenaran! Dan cintailah kebenaran!

Sumber : http://nadiaadibie.blogspot.com

Terimakasih Telah Menerimaku

   Peluhku masih sepeti ini.

Padahal kicau burung pagi tadi begitu riang, namun entah mengapa ia tidak berhasil membuat mataku seriang itu. Mataku sendu. Lelah aku dengan semua yang aku jalani. Bukan karena aku merasa bosan, aku hanya merasa . . yah, seperti ini. Tidak teratur.

Rasanya aku ingin mendinginkan diri sejenak. Pengen berlutut di bawah shower, dan showernya diputer maksimal. Dan aku nangis di bawahnya. *Kayak di film-film*.

Tapi tidak seperti itu nyatanya. Aku hanya ingin sendiri dulu. Aku hanya ingin sendiri. Aku ingin merenungi kehidupanku sekarang ini. Mengapa menjadi seberantakan ini, mengapa bisa menjadi tidak teratur seperti ini. Biarlah aku evaluasi dulu. Biarkan aku sendiri dulu.

Ya Allah, hamba rindu pada-Mu... Aku merasa jauuuuuhhhh sekali. Aku merasa jauh. Aku tidak dekat lagi. Aku tidak ingin jauh lagi Ya Allah,.

Terimakasih tak berujung ku berikan pada-Mu Sang Maha Pencipta nyawa, terimakasih telah menerimaku walau di fajar yang kelam, begitu aku membuka mata, aku sudah membuat-Mu kecewa. Terimakasih telah menerimaku walau di siang yang terik, aku semaki membuatmu amarah-Mu kalap. Terimakasih telah menerimaku walau di senja yang temaram, aku sudah tak berbentuk lagi, kotor serupa-rupa. Terimakasih telah menerimaku walau di malam yang gelap, aku sudah bernoda dan kotor serupa-rupa tebal. Terimakasih telah menerimaku walaupun dalam tidurku, dercak-dercak itu tak dapat ku kikis.

Dekatkan aku dengan-Mu lagi Ya Allah, aku sangat merindukan kedekatan-Mu di hati ini . . . ;__;

Wednesday, April 25, 2012

Tak Pernah Menunggu

Tak pernah menunggu untuk dihisap
Segala keruh arah angin, mata angin, dan jarum jam
Rupa sekilas menyulap semua menjadi gelap
Dan keinginan untuk menunggu lenyap

Detak-detak datang atas nama waktu,
Semua berjalan karena jarum jam tunduk pada waktu
Jarum jam tidak tahu kalau akan datang sebuah masa
Dimana sudah tidak ada lagi yang percaya olehnya

Namun waktu tak pernah menunggu waktu
Ia akan pergi berkelana dan tidak akan pernah menunggu lagi

Tidak akan pernah menunggu lagi,

Karena,
Tidak ada waktu yang juga menunggu waktu

Tak akan pernah ada
Kecuali ia bertemu dengan waktu itu kembali

Kelas XA,
25 April 2012

Atas nama, Suzash Gribisy Rabbani

Saturday, April 21, 2012

Ini Tulisan Jaman SMP

Teman-teman, masalah memang kerap kita hadapi. Problem yang jarang orang-orang lain bisa dapatkan. Tapi, apakah bisa kita terus yang disalahkan?
Matahari akan terus bersinar, bumi akan terus berputar, dan air akan terus mengalir, selama Tuhan belum memberhentikannya. Dan selama itu pula kehidupan akan terus bergulir, akan terus kita jalani. Problem yang saat ini kita hadapi, tak lain adalah pelajaran yang diberikan oleh-Nya, yang harusnya kita syukuri. Karena dari masalah dan kesalahanlah kita bisa belajar. Orang yang tak pernah berbuat salah, berarti orang itu tidak pernah mendapatkan pelajaran.
Demikian juga dengan kesalahan yang kita perbuat, kita harus bisa memperbaikinya. Tak peduli dengan berapa orang yang mengatai kita, yang seolah "MEMVONIS" kita dengan sebutan anak yang nakal, anak yang liar, anak yang bla..bla.. bla.. ! Terserah mereka mau ngomong seperti apa. Yang penting adalah BUKTI dan tidak perlu janji yang enggak - enggak pada mereka.
Karena kesalahan adalah pelajaran, yang perlu kita syukuri karena ALLAH masih memperingatkan kita.

Sekarang renungkan perkataan ini :
apabila murid SALAH maka SALAH..
apabila murid BENAR maka SALAH..
apabila guru SALAH maka BENAR..
apabila guru BENAR maka BENAR..

Kita instrospeksi BERSAMA-SAMA. Bukan hanya MURID saja yang punya KESALAHAN. Lihat latar belakang kenapa para murid bisa jadi seperti itu. Karena kita bukan hanya ingin mendapatkan PENDIDIKAN dan MORAL , melainkan juga ingin mendapatkan PERHATIAN yang layak. Karena apaguna anak bersekolah apabila dia sudah PANDAI, apa guna orang diberitahu apabila ia sudah TAHU, dan apaguna kita dibimbing menjadi baik apabila dia sudah menjadi orang yang BAIK. Orang yang bersekolah karena dia BELUM PANDAI, orang yang diberitahu karena dia belum TAHU, orang yang dibimbing dan dibina menjadi baik karena dia BELUM JADI BAIK...

Beri kami hukuman atas kesalahan, dan kemudian secara otomatis kami akan jatuh. Namun ulurkanlah tangan untuk membimbing kami kembali. Bukan untuk meninggalkan kami...

PRAMBANAN, 14 DESEMBER 2010

di malam yang dingin.

Friday, April 20, 2012

MEMO

CATATAN 15 APRIL 2012

ARRGGHHH

SO WHY CAN'T YOU SEE ME ? ? ? ! ! !

Thursday, April 19, 2012

DOT

Rasanya,
Angka adalah suatu hal yang membuatku semakin hari, - dari waktu ke waktu -, semakin lemah sajaa


Saat ini,
Aku hanya mampu berpegangan pada apa itu yang disebut dengan kata-kata


Ya,
Kekuatanku hanya terletak di sana

Saturday, April 14, 2012

Kau dan Petikan

Saat matahari terbenam di atas keadaan yang diberi nama senja
Di saat itulah dirimu datang . . .
Dirimu bagai angin yang datang setiap saat
Mampir ke setiap hembusan ketika aku bernafas
Pelan
Tapi merasuk, dalam . . .
Kau dan angan tentang semua ini
Masuk terlalu jauh dalam raga yang tak kuasa memberhentikan
Ya, memberhentikan kamu di pintu penuh keparauan . . .

Aku menahanmu . . .
Tapi tak berdaya juga aku dengan segala petikanmu
Bunyinya dengan jarimu di sela-sela nya,
Tambah membuatku tak bisa lakukan hal lain

Kecuali diam,
Menyaksikanmu bermain dengan segala melodi yang kau punya . . .

Kau selalu indah 
dengan seribu petikan demi petikan yang kau mainkan
Di satuan senja 
Dengan senja senja yang lain

Thursday, April 5, 2012

Part Of My Live


By : Firda_Picture


By : Firda_Picture


When I'm in love, I can't sleep.
I'm thinking about you, 
and 
Open my diary again,
open again,
open again . . .




By : Firda_Picture

Together with you is so amazing,
I don't know, but
I feel it's no lying
I've found a beautiful moment without paying
And I hope it's not just a playing

Bersama Gerimis

Bersama gerimis aku sore ini
Tak ada riuh satupun ku dengarkan dan tak jelas
Antara rintik, air, dan rasa risau
Yang tak jelas akan semakin membuat gerimis ini semakin deras



Aku tak pernah merasakan gerimis yang sederas ini
Hampir seperti hujan namun tidak sederas hujan
Dilihat dari balik dua kotak kaca di depan mata ku yang keruh
Rintiknya tak tertolong, turun tak terhingga semau mereka

Namun aku bersyukur atas gerimis sore ini,
Rintiknya menitik pelan di hatiku,
Dingin dan sejuk rasanya, walaupun dia mengenai bagian darinya yang telah tergores
Aku senang memandang gerimis
Indah dilirik dari sekian banyak rintik, menunjukkan kuasa-Nya yang luar biasa
Rasa syukur tiada henti ku panjatkan . . .

Aku senang bisa mengenal gerimis,
Senang juga bisa mengenalmu, dan segala tentang gerimis lainnya .

Tuesday, April 3, 2012

Dear, 3 April 2012


          Hari ini aku menyadari satu hal penting yang selama ini sering kulupakan. Sebenarnya Allah ngasih imbalan ke kita itu sesuai usaha dan permintaan kita. Aku malu pada Allah, usaha dan doaku masih belum maksimal. Aku tidak pantas untuk berharap pada Allah akan hasil yang maksimal. Aku pantas mendapatkan hasil yang sebanding dengan usaha dan pintaku pada Allah, tidak lebih. Jika aku pengen hasil yang maksimal, aku seharusnya usaha, minta yang banyak sama Allah. Allah itu kaya, kok. Manusia minta apa aja pasti dikasih. Allah itu enggak pilih kasih sama makhluk-Nya. Allah akan ngasih apa yang kita inginkan selama kita mau usaha dan mau meminta.
          Aku sadar sesadar sadarnya, aku kurang usaha kurang doa. Aku menerima kalau hasilku sebanding dengan usaha dan doaku. Aku menerima. Sedikit lebih baik saja aku sudah bersyukur. Itu artinya ada bonus dari Allah. BONUS dari Allah. Aku menyadari hal ini dari seseorang. 
*** *** ***
          Ada satu perasaan diantara banyak perasaan yang dirasakan anak manusia terhadap sekitarnya yang aneh bila dirasakan. Perasaan ini terkadang membuat tangan kita dingin secara tiba-tiba. Perasaan ini juga membuat perut kita jungkir balik, seolah ada banyak sekali kupu-kupu yang terbang di dalam perut. Perasaan ini juga kadang membuat konsentrasi kita terpisah jadi beberapa bagian. Perasaan ini kadang membuat nyeri, entah di bagian mana, dari apa itu yang disebut hati. Aku merasakannya ini. Merasakan ini, lagi di sini. Gejalanya sama.
          Jika namanya disebut, telingaku bisa merah tiba-tiba dan tidak bisa mengontrol apa yang aku lakukan, alias salah tingkah. Tenyata, hatiku gampang dibawa lari. Aku enggak paham masalah apa ini. Tapi aku merasa ada seseorang yang berhasil membawa lari sebagian besar dari –apa itu yang disebut- hati. Hatiku dibawa lari. Aku tidak tahu apa yang akku rasakan tentang dia. Tapi yang jelas, ketika sama dia, aku merasa hariku dua kali lebih baik dari sebelumnya.

Monday, April 2, 2012

De Dumdas

Ini kutipan favoritku sama Mbak Triana :
Diambil dari novel Marmut Merah Jambu, karya Raditya Dika



“Pada akhirnya orang yang jatuh cinta diam diam hanya bisa mendoakan. Mereka hanya bisa mendoakan setelah capek berharap. Pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama makin besar lalu semakin lama semakin jauh. Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya menerima. Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang tidak sama dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang yang kita inginkan bisa jadi sesungguhnya tidak kita butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan. Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa, seperti yang biasa mereka lakukan, jatuh cinta sendirian.”