Pages

Saturday, March 17, 2012

No Body Perfect

 

Buku ini menarik. Aku rekomendasikan kalian untuk membaca buku ini :D
Sudah lama saya 'koar-koar' ke teman-teman lain untuk membaca buku ini, tapi belum ada yang mau. Ya sudahlah, dimana-mana kan promosi enggak maksa. Hahaha :D

Buku ini sebenernya sederhana kok. Ceritanya diambil dari kisah seseorang. Menurutku, si penulis mengembangkan apa yang sudah ia tulis, alias mengembangkan dari buku hariannya. Bahasanya ringan, dan mudah dicerna. Lucu. Tapi ini remaja banget. Bagi yang masih anak-anak, boleh kok boleh baca buku ini. Tapi, ambil pelajarannya yaaa... :D

Salah satu goresan dari Citra Dewi Garini ini ada yang menarik. Aku lupa goresan ke berapa. Yang jelas cerita ini berinti satu : No Body Perfect. Sebenarnya, dari tadi aku udah googling untuk sinopsis cerita ini, tapi engga ada :'( sedih banget. Ya sudah, ini sinopsis ala kadarnya saja dari aku

Meggy, cewek SMA berumur 16 tahun. Bisa dikatakan dia hampir sempurna. Gurunya tidak pernah mengoreksi ulangan matematikanya. Meggy terlalu sering mendapatkan nilai seratus dan tidak ada kesalahan sekecil apapun di pekerjaannya. Hal itu membuat gurunya tidak pernah sekalipun meragukan tugas-tugasnya. Namun, Meggy tidak pernah menyombongkan diri dengan apa yang didapatnya itu. Ia bangga, sangat bangga akan dirinya. Namun ia tetap rendah hati terhadap semua orang. Membuat orang-orang semakin mengagumi sosoknya.

Namun suatu hari, datanglah sosok Arias. Arias yang merupakan murid pindahan, terlalu kuat untuk menjadi saingan Meggy. Teman-teman Meggy yang hampir yakin tidak orang seperti Meggy, memupuskan perkira-kiraan mereka. Arias datang, mempesona mereka dengan, apa yang mereka sebut kesempurnaan.

Meggy menerima itu dengan lapang dada. Ia meyakinkan dirinya bahwa ia bukanlah manusia yang sempurna. Bukan. Ini hanya kelebihan yang ia punya. Hanya sebatas kelebihan yang ia punya. Ia menerima bahwa ia tak lagi yang dipuji teman-temannya, bukan ia lagi idola seluruh guru di sekolahnya.

Semua serba Arias. Nilai tertinggi diraih Arias, perwakilan Olimpiade tingkat Pusat diwakili Arias, juara Olimpiade direbut Arias, piala tertinggi dibawa pulang Arias, dan tepuk tangan itu, -yang biasanya riuh untuknya-, berpindah untuk Arias. Meggy menerima. Semua. Arias benar-benar terlihat sempurna dengan apa yang sudah ia miliki saat ini.

Sampai suatu ketika,
Arias sudah masuk di Universitas impian semua orang bersama Meggy , dan salah satu teman mereka, sebut saja Soni, -saya lupa namanya, hehe-.

Meggy masuk kampus idaman itu dengan nilai memuaskan, dia menduduki peringkat keenam dari entah berapa ratus mahasiswa yang diterima di Universitas itu. Dan Arias baru mengetahui hasil ujian masuknya beberapa hari setelah ospek.

Arias, yang sudah terbiasa berada di peringkat pertama, untuk pertama kalinya ia merasa kalah. Ia menduduki peringkat kedua. KEDUA. Posisi yang tidak pernah ia duduki sebelumnya. Ia merasa kalah. Yang lebih membuatnya merasa kalah adalah nilai total nya dengan si peringkat pertama adalah selisih 0,1 point saja. Sangat tidak berarti. Dan Arias tambah shock ketika ia tahu siapa si peringkat pertama itu, Yaitu Soni, sahabat Arias sendiri.

Merasa dikalahkan, Arias menganiaya dan memukuli Soni sampai tidak karuan. Soni babak belur. Soni hancur sehancur-hancurnya. Arias kemudian ditangkap dan dipenjara karena kasus penganiayaan. Ironis sekali, kawan. Di penjara, Arias depresi dan yaa, akhirnya ia mengalami gangguan jiwa.

Tragis bukan?
Ini cerita yang, wow, bagiku. Semua orang dilahirkan dalam keadaan bersih, namun ia tetap tidak bisa menjadi sempurna. Manusia semulia Nabi Muhammad SAW saja masih melakukan kesalahan yang membuat Allah menegur beliau. Apalagi manusia biasa, manusia biasa seperti kita. Tidak mungkin sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah. Tidak ada yang bisa memiliki sebuah kesempurnaan.

Bahkan kau bisa lihat sendiri kan?
Orang yang sudah terbiasa dengan kesempurnaan, akan jatuh. Suatu saat nanti pasti akan jatuh. Orang yang terbiasa dengan kesempurnaan harus sadar, kehidupan ini seperti roda yang berputar. Kita harus menerima, kadang kita berada di atas, kadang kita berada di bawah. Tidak selamanya kita berada di atas. Tidak selamanya.

Oke kawan?
NO BODY PERFECT. *catat ini baik-baik*

2 comments:

Tondi Nasution said...

berapa harganya neng..??

Suzash G. Rabbani said...

50 ribu bang :D

Post a Comment