Pages

Monday, August 20, 2012

Cinta Segitiga Itu Bodoh!

Aku mau nulis tulisan iseng nih. Tentang cinta segitiga itu sebenarnya bodoh, tapi tetap saja terjadi.
Aku kemarin lihat PPT, ada adegan yang sedikit membuat aku agak “glek” gimana gitu. Adegan dimana Kalila dateng ke rumahnya Aya dan Azzam. Mereka meluruskan masalah yang belum kelar-kelar, yaitu cinta segitiga di antara mereka. Tentang Azzam yang tidak tegas memilih siapa, walaupun dia sudah terikat dengan Aya. Tentang Aya yang belum sepenuh hati merengkuh Azzam ke dalam pelukannya, karena menurutku ia hanya mencintai Azzam tanpa perengkuhan yang nyata. Tanpa gurat penegasan kepada Kalila, bahwa Azzam sudah jadi milik dia selamanya. Tentang Kalila yang terlalu rapuh, tentang Kalila yang terlalu tidak bisa melepaskan Azzam, tentang Kalila yang tidak mau Azzam pergi, walaupun ia tahu Azzam sama sekali bukan haknya. Mereka terlalu larut sama perasaan mereka, tidak ada kerealistisan. Tidak ada kelapangan dada. Tidak ada penerimaan sama sekali.
Kalila bilang, “Manusia butuh alasan. Aku butuh alasan mengapa aku harus meninggalkan Azzam.” What do you think about this statement? Coward!!! Tidak realistis sekali. Dia butuh alasan untuk meninggalkan Azzam, sementara Azzam sudah menjadi milik orang lain. Azzam sudah menikah! Bagian mana yang kurang jelas?
Hmm. Mungkin aku juga yang sedikit bego mengkaji ini. Di sebuah adegan, ketika Kalila ada di persimpangan jalan dan tidak pulang-pulang sebelum Azzam datang menemui dia di situ. Di bagian itu, Azzam masih memanggil Kalila dengan sebutan ‘sayang’. Tidak mungkin dia tidak mencintai Kalila juga, sama dalamnya seperti dia mencintai Aya. Nah, kalau sudah seperti ini, siapa yang sebaiknya dibunuh?? *huh* Emosi sendiri liatnya. Gerem gimana gitu.
Satu lagi kebegoan yang aku buat. Aku kemakan banget sih sama nih sinetron. Bukan sinetronnya sih yang menarik perhatian sebenernya. Bukan. Tapi khusus bagian cinta segitiga antara Azzam, Aya, sama Kalila itu lho yang bikin gregetan.. aaaaarrrggghhh ngeri sekali membayangkan hal serupa tapi yang menjadi tokoh adalah aku. Kalau aku yang mengalami semua itu mungkin aku bakalan gila juga. Jadi Kalila gitu, atau jadi Aya. Tetep aja bakal gila tingkat regional asia tenggara deh. Nah, di sini sudah bisa kita tarik kesimpulan kalau cinta segitiga itu bodoh sebenernya, tapi tetap saja terjadi.
Hmm, btw, ada yang menarik dari itu. Kata-kata Kalila yang begini ini, "Setiap manusia butuh alasan. Aku butuh alasan mengapa aku harus meninggalkan Azzam," Nah, itu dia. Setiap manusia butuh alasan. Begitu juga aku. Aku butuh alasan untuk merubah caraku menyukai dia, yaitu karena aku perlu menyukai dia dengan cara yang lebih baik, tidak seperti cara Kalila mencintai Azzam. Karena aku tidak ingin merusak kecintaanku pada Sang Pencipta rasa ini. Aku juga tidak ingin merusak penjagaan dan cintanya kepada Sang Empunya hati.  Aku ingin menyukainya dengan cara yang tidak membuatku ataupun dia, rusak. *Weh, apa ini?* hahaha. Bukan apa-apa kok :-) Sudah penyakit saya kalau nulis di blog mesti ngelantur. Tidak usah dibahaslah. Jari-jari saya berjalan sendiri dengan bebas di atas keyboard, jadi biarkanlah tulisan ini seperti ini apa adanya biarpun ngelantur. Jiahaha, apa coba.

Oke, sekian yang dapat saya tulis.
Salam cinta,
Suzash Gribisy Rabbani :-)

0 comments:

Post a Comment