Pages

Thursday, June 28, 2012

Hari Ini #2

"Allah masih sayang terhadapku, akankah aku mengkhianatinya untuk kesekian kali?"


Aku bersyukur sekali untuk rapor kali ini. Sangat bersyukur. Semua memang diluar kemampuanku. Semua kuasa Allah. Aku tidak percaya menatap nilai-nilaiku. Aku tak percaya mellihat peringkatku. Aku tak percaya. Tapi, aku bangunkan diriku sekali lagi. Aku benar-benar bangun. Bukan mimpi.
Peringkatku naik cukup banyak. Dan kembali lagi itu karena Allah yang memudahkan. Jikalau aku dikasih sedikit saja rasa tidak nyaman di hidung, hingga sering bersin-bersin, maka aku tidak akan lancar mengikuti ujian. Aku tidak akan lancar belajar. Alhamdulillah, Allah masih memberikan aku kemudahan, walaupun tak dipungkiri, aku masih sering ingkar terhadapNya.

Alhamdulillah, ku serahkan segenap sujudku dan segenap hatiku untuk Allah. Aku tidak akan membuatNya murka lagi. Allah masih mencintai aku. Masih memberi aku kesempatan untuk memperbaiki penghambaanku padaNya.

Wednesday, June 27, 2012

Hari Ini

Aku lelah sekali hari ini...
Kau tahu, dalam seminggu ini aku sudah mengikuti dua perkemahan sekaligus. Rasa lelah memang ada, aku tak menutupinya. Aku lelah. Aku capek. Aku ingin istirahat.

Kemah Pelantikan Bantara memang cukup menguras tenaga. Akan ku ceritakan pengalaman berhargaku ketika kemah pelantikan bantara. Tapi tidak sekarang. Aku sedang urung. Suasana hatiku sedang tidak menentu.

Aku lelah. Iya. Aku lelah.
Namun aku seperti tidak ingin tidur. Aku tidak ingin tidur malam ini. Kalau aku tidur, aku akan merasakan pagi cepat tiba. Dan aku sangat berdebar untuk menanti esok hari. Besok terima rapor semester dua. Aku sangat berdebar. Entah mengapa. Aku mengkhawatirkan banyak hal. Aku menakutkan banyak kemungkinan yang akan terjadi. Sejujurnya aku belum siap. Sejujurnya aku belum siap...

Tapi apa daya,
Aku hanya bisa berpegang teguh pada tiang Allah..
Berharap yang terbaik. Itu saja. Tidak lebih.

Semoga hasil yang kita terima besok, menjadi koreksi kita ke depannya. Aku ingin meninggalkan yang ini. Dan berdiri, bersiap berlari untuk berusaha mencapai pembuktian yang aku targetkan.
Semangat :)

Jika Suatu Hari Nanti...



Jika suatu hari nanti,
Pucuk hatiku sampai dasar-dasarnya sudah terlalu sering diremukkan
Hingga mungkin saja mati rasa bisa terjadi
Namun percayalah..
Walaupun aku mati rasa sekalipun
Rasa untukmu masih tetap akan ada...

Jika suatu hari nanti..
Otakku sudah terolang-aling dengan ribuan kebingungan
Hingga mungkin saja ingatan ini akan hilang
Namun percayalah...
Walaupun nanti ingatan di otakku hilang sekalipun
Aku masih punya memori denganmu yang ku ingat dengan hati

Jika suatu hari nanti...
Aku sudah tak terkendali lagi,
Hingga mungkin saja aku sudah tak kenal diri sendiri
Namun percayalah..
Walaupun nanti aku tidak bisa mengenalmu lagi
Aku masih akan tetap
Merasaimu dengan nanar dalam sorot mata ini

Saturday, June 16, 2012

Aku Ingin Seperti Titik

Titik tak pernah berkata pada koma bahwa ia akan mengakhiri perangkai apik huruf-hurufnya. Namun sang empunya huruf tahu, titik pasti akan mengakhirinya.
Seperti ini.
Seperti ini.
Seperti ini.

Letaknya tegas, tak pernah terbantah.

Aku ingin seperti titik. Kadang aku ingin tegas berkata tidak padamu. Kadang aku ingin menolak pintamu secara lugas. Kadang aku ingin aku terlihat lebih kuat sedikit di depanmu. Tak semata-mata tunduk pada semua katamu…

Aku ingin seperti titik, yang bisa mengakhiri dan menegasi.

Barakallah !

Hari ini Mufli tujuh belas tahun :-D

Aku ingat waktu ulang tahunnya yang ke empat belas, dia masih bertempat di pojok ruangan di dalam gedung kecil itu. Ya, di situlah ranjang tidurnya. Waktu hari miladnya, kami memberantaki kasurnya dengan kertas-kertas, yang sebenarnya ucapan ulang tahun kami untuknya. Di sana ada sebuah kado yang dibungkus dengan kertas koran, yang di dalamnya dibungkus lagi menggunakan kertas koran, di dalamnya dibungkus lagi, dibungkus lagi, dibungkus lagi, dibungkus lagi sampai dasar. Hanya sebutir permen dari Syada yang mengisi bungkusan-bungkusan kado itu.

Waktu ulang tahunnya yang ke lima belas, -aku agak lupa- hehe, yang jelas waktu itu kami masih satu kamar. Di ruangan yang besar dan lebar itu. 
Waktu ulang tahunnya yang ke enam belas, aku ada di rumah. Mufli juga ada di rumahnya. Waktu itu sudah kelulusan. Kami sedang berlibur untuk menikmati kelulusan kami. Dan aku mengucapkan selamat padanya lewat pesan angin yang dihantarkan oleh sebuah benda persegi yang sangat disayangi. (waktu itu mini ponselku belum ada). Entahlah, saat itu aku berperasaan bahwasannya ketika Mufli nanti tujuh belas tahun, aku tidak bisa mengucapkan Barakallah secara langsung. Seperti waktu aku mengucapkan Barakallah untuk enambelas tahunnya.

Benar saja,
hari ini, 16 Juni 2012, Mufli tujuh belas tahun :-D
Bentar lagi, Mufli bakal punya KTP, bakal punya SIM, bakal ikut Pemilu, bakalaann asiiik banget..
Semoga tambah dewasa temanku, semoga apa yang kamu cita-citakan tercapai. Semoga dapat menjadi wanita sholihah pengharum Islam seperti yang diharapkan orangtua, nusa bangsa, negara, dan agama kita..

JHAPPY SWEET SEVENTEN MUFLIJ



tetep jadi Mufli yang hebat saja ...

Sunday, June 3, 2012

Leleh


Ketika ini sudah disebut malam…
Aku yang meleleh, semakin melelehkan diriku sendiri
Di pojok ruangan tua itu, aku bertempat
Aku meleleh seleleh-lelehnya..

Ketika ini sudah disebut malam..
Aku terbujur  dengan kelelehanku,
Lebur dengan angin sayu malam ini

Sedetikpun aku tak bisa mengendalikan ini
Aku tak bisa mengenali derai lukaku sendiri
Ini seperti bukan aku
Yang meleleh,
Karena ada api di dekatku, memanasi, hingga leleh diriku . . .

Friday, June 1, 2012

DIPULANGKAN! -_-

Rabu, 30 Mei 2012
Selamat pagi!
                Selamat menikmati Rabu Pagi yang indah seperti biasanya. Matahari yang cerah, tas sekolah yang ringan, sepatu santai, kaos kaki bukan putih, dan pelajaran yang menyenangkan… Bayangkan jam pertama PPMB, dilanjutkan sama Bahasa Jawa, habis itu ada Conversation, dan yang terakhir hadir Seni Rupa sebagai penutup yang sempurna untuk hari Rabu yang indah.
                Aku sudah menyukai hari Rabu sejak aku ada di kelas sepuluh ini. Hari rabu sangat indah. Sangat indah. Kata-kata itu melekat, dan sering ku ucapkan ke semua orang. Aku menyukai hari Rabu. AKU SUKA HARI RABU POKOKNYAAAA!!!
                Tapi entah mengapa, hari ini tidak. Rabu ini parah. Jam pertama PPMB diganti dengan dua jam Geografi. Pelajaran menyebalkan dan menyebalkan dan menyebalkan.. pokoknya amat menyebalkan… Entah apa yang menyebabkan Geografi terlihat begitu menyebalkan, entah gurunya, atau apanya.. aku juga tidak tahu.
                Mungkin moodku pada hari Rabu sudah rusak, sehingga hari ini berantakan juga. Pertama, aku sudah tidak enak badan. Aku agak pusing. Capek. Lalu aku bangun nyetrika baju, lalu melihat sampah yang berantakan. Sial. Hari ini hari piketku. Terbayang sudah susahnya membuang sampah yang menumpuk itu. Arrgghh.. -,-
                Tambah lagi, kenapa antrian mandi hari ini jadi ruwet sekali. Lamaa sekali. Aku sudah tidak enak di rasa. Ada yang nggak beres. Berantakan. Pagi ini berantakaaaaan.
                Aku keluar dari kamar mandi pukul tujuh tepat. Bel sudah berbunyi. Teman-teman berhamburan keluar. Buru-buru. Aku sudah kagol. Aku keluar dengan tempo langkah kaki seperti biasa. Tidak ku percepat. Rasanya sudah malas.
                Anna alam juga baru keluar dari kamar mandi, aku mau bareng dia saja berangkatnya. Aku benar-benar sudah malas dengan hari ini. Hari ini ku cemburui dengan hari Rabu yang lain. Ku bandingkan dengan Rabu-Rabu indah yang lain. –Arrggh-
                Mana sarapannya tak kunjung datang! Hei, kita ini harus makan sebelum berangkat sekolah. Bukan pas berangkat. Kalau makan datangnya waktu bel masuk, siapa yang mau makan pagi???
Aku sebal. Akhirnya di situ masih ada Mbak Fiya, Mbak Arina, Mbak Lia, dan –tentu saja- Anna Alam. Dan akhirnya kita keluar dari asrama setelah Asma’ul Husna selesai dikumandangkan. Bu Rita sudah berdiri di ambang pintu masuk.  Pak Dul juga. *Haduh-haduh-haduh*. Bu Rita dengan sigap meraih handel pintu masuk, lalu "Braakkk!" Tidaaaaaaaakkk. Bagaimana nasib kami.

Pintu ditutup. Oke..

                Kami berbalik halauan, rame-rame lewat depan. Tapiii... We O We bangett!! Bu Rita sudah  menghadang di pintu loby. "Mau ngapain?" ujar Bu Rita, galak coy. Serem pokoknya. Terus siapa gitu njawab gini, "Mau masuk kelas, Bu." Haha. Tanpa dosa banget, ya? "Lewat piket!" perintah Bu Rita. Akhirnya kami berbalik ke pintu masuk, lewat piket. *meninggal di tempat*.  Bu Toni menghadang, "Ini kenpa anak-anakku, sing ayu-ayu, kok yo terlambat? Rumahnya jauh to?" Mak jleb sekali. Yahh, kami dapat ceramah dadakan. Berbagai pembelaan keluar dari mulut kami. Tapi, toh hasilnya sama saja. Habislah kita semua. Padahal Mbak Fiya ada ulangan TIK, Mbak Arina ada ulangan Kimia, dan aku sama Anna walaupun tanpa ulangan, dipulangkan dengan hormat. Kata Bu Toni, TIDAK ADA DISPENSASI! *Kejamnyaaa..*  
                Dan di situ rame banget. Ada Emi juga, ada Siti, ada Mas Yoga, ada Mbak Annisa, ada Mbak Ayuk, dan jadilah kita orang-orang telat ini dipulangkan ke habitat masing-masing. Sesuatu. Akhirnya, kita pulang dengan kikuk ke asrama. Aku sudah tidak enak dengan Ummi. Tidak enak. Ummi pasti jadi sasaran guru-guru. Ummi bakal menanggung malu juga. Aku janji Ummi, ini yang pertama dan terakhir.
                Oke, dan kita sekarang di sini. Di kamar ‘Aisyah, -kamar Mbak Fiya dan Anna Alam-, berhadapan dengan laptop masing-masing. Menuliskan pengalaman pertama kita dipulangkan. Really Something. Tak akan pernah ku lupakan seumur hidupku.

Rasanya hidupku sempurna. Dipuji karena datang pagi banget sudah pernah. Tapi telat sampai dipulangkan juga pernah. Haha.. Allah itu kalau membuat cerita memang wonderfull banget. Alhamdulillah Ya Allah . . .

Teko disyukuri wae