Pages

Sunday, January 29, 2012

Aku Ini Bukan Kau

I don't let you see my tears, and don't let you see my cry

Your laugh so cruel and hurt for me

I'm hurt

Sadarkah ?
Kau saja tidak bisa dengan mudah menerima kekurangan orang lain, mengapa orang lain seakan-akan harus menerima kekuranganmu ?

Dengan tidak bersalah kau bilang, 'Inilah kekurangan saya' dan kau menjelaskan secara panjang lebar latar belakang kau seperti itu.
Sadarkah ? Semua orang juga mempunyai kekurangan, dan semua orang juga punya latar belakang mengapa bisa ada sebuah kekurangan dalam diri mereka.

Kau tidak bisa semena-mena dengan sifatmu yang egois
Jangan mentang-mentang kau lebih tinggi dariku, dan kau pikir aku bisa takut di atas lidahmu

Maaf, 
untuk itu ku katakan tidak

Sampai segitukah kau memperbesar masalah ? Dari bibit kecil yang kau tanam, ( ya, kaulah yang menanam ! )  kau menyiraminya, memupuknya, sehingga bibit kecil itu tumbuh di dalam hatimu, berakar dan berbatang, dengan akar yang mengoyot kuat di dalam hati mu. Dengan bibit yang telah berakar itu, kau memeliharanya. Sehingga sulit untuk kau tebang.

Maaf, sekali lagi
untuk itu ku katakan tidak

Aku ingin berteriak, namun ku urungkan. Hei, aku lebih memilih barangku rusak serusak-rusaknya hingga aku bisa mengeluarkan semua api yang sedang aku nyalakan, tapi kebesaran. Aku lebih memilih membakar barang, walaupun pada akhirnya, aku harus menggantinya.

Pahamkah kau?
Aku tak semudah itu menyakiti orang lain hanya gara-gara ingin memadamkan api yang menyala di dalam hatiku. Itu bukan sebuah keegoisan yang ingin aku pelihara. Sekali lagi ku camkan, bahwa AKU adalah AKU, bukan KAU ! Aku adalah aku, yang tidak ingin menyakiti seseorang hanya gara gara aku marah. Yang tidak ingin membuat perang dingin hanya gara gara aku marah. Yang tidak akan memutus tali persaudaraan hanya gara gara aku membakar api , tapi kebesaran dan tak bisa ku matikan.
Walaupun, sering kali, dan harus ku akui hal ini, aku kurang memikirkan bagaimana orang menanggapi aku ketika aku marah. Dan aku minta maaf dengan sangat akan hal itu untuk orang-orang yang seringkali, terkena kesensitifan ku ketika marah.

Namun,
AKU YA AKU!!
Bukan kau!
Selama ini aku menghormatimu, namun, ternyata penghormatanku tak ada gunanya. Kau sudah melemparkan es ke muka ku. Kau yang telah menciptakan dingin di antara semuanya. 

Puaskah ? 
Sudah puaskah kau mendiamkan ku ?

Terserah. 

Aku tak akan menganggap marahmu ada mulai detik ini. Sekali lagi,. aku bukan kau. Bukan kau yang mudah bersilat lidah, dan mengiris hati orang lain hanya gara gara kau tidak bisa memadamkan api yang kau buat sendiri.

Semua orang berbeda. 
Kau , aku , dan semua orang, harus lebih mempelajari ini lebih jauh lagi.

1 comments:

Tondi Nasution said...

be your self...........

Post a Comment