Pages

Monday, October 8, 2012

Leoni, Ratu Sejagad

Cukup cantik.
Leoni mengenakan gaun pestanya. Manik-manik yang mengkilap membuatnya tambah percaya diri. Ia menatap lagi parasnya di cermin. Dengan jari telunjuknya ia meratakan kembali bedak di atas hidungnya. Rasa deg-degan di hatinya semakin menjadi-jadi.
Hari ini hari pemilihan Ratu Sejagad. Leoni berada di belakang layar menunggu namanya dipanggil oleh pembawa acara. Ia membayangkan dirinya berdiri di atas panggung megah yang sekelilingnya penonton sibuk mengambil gambarnya. Ah, sebentar lagi tiba gilirannya.
"Woi, jangan melamun terus!" seru Nita, mengagetkannya. Satu, dua, tiga, ia membuka mata. Masih di depan cerminnya. Masih dengan gaunnya. Masih dengan wajahnya yang cantik. "Kamu harus fokus, sebentar lagi kamu dipanggil sama pembawa acara untuk menuju panggung. Tunjukkin kebolehanmu. Jangan melamun terus!" lanjut Nita lagi.
"Idih, siapa coba yang melamun!" tanggap Leoni sewot.
"Lah.. Jelas-jelas kamu tadi melamun!" jawab Nita.
"Ih, enggak ya. Aku cuma membayangkan nanti kalau aku dipanggil pembawa acara, terus aku berjalan di panggung.....," tutur Leoni, senyam-senyum."Semua mata pasti tertuju padaku. Teruss.. orang-orang pada sibuk fotoin aku. Jepreet-jeprreeett, gitu. Terus aku bakal mempesona banget malam ini, Nit! Oh, senengnyaaaaa!" sorak Leoni heboh. Nita mencibir.
"Heh, kalo kamu terlalu sibuk ngehayal, nanti kamu jadi nggak konsentrasi. Udah deh, yang penting kamu siapin diri baik-baik untuk kontes Ratu Sejagad ini, oke. Jangan kebanyakan ngelantur!" sahut aNita menanggapi. Leoni tidak mengindahkan. Ia sibuk membayangkan lagi kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi ketika nanti dirinya naik ke atas panggung kontes.

Tak lama kemudian,
"Dan peserta selanjutnya adalah Leoni! Beri tepuk tangan!" seru Pembawa Acara. Leoni belum menyadari kalau dirinya sudah dipanggil.
"Heh, nyet. Udah dipanggil tuh!" sahut Nita, mengagetkan Leoni.
"Eh-oh, iya, Nit. Aduh, deg-degan jadinya," kata Leoni polos. Nita menaikkan alisnya. Sahabatnya ini memang hobi menghayalkan hal-hal yang tidak penting.
"Ya sana. Jangan melamun aja. Nanti didiskualifikasi sukurin!" sembur Nita. Leoni merapikan gaunnya.
"Oke, doakan Nit. Doakan aku!"
"Iya, udah sana!" sahut Nita, melepas sahabatnya menuju panggung kontes.

Leoni keluar dari balik layar. Ia menatap seluruh penonton yang hadir. Tepuk tangan ramai menyambut dirinya.
"Aduh, berasa miss universe nih!"
Leoni pun melangkah dengan mantap. Dan seperti dugaannya, cahaya kamera yang memotretnya pun kelap-kelip di sana-sini. "Tuh kan, jadi berasa Ratu beneran nih, hihihi,"



Ketika ia selesai menyanyikan lagu. Ia meninggalkan panggung dengan tangan melambaikan tangan ke penonton. Ia berjalan santai tanpa rasa deg-degan. Tepuk tangan riuh melepasnya hingga menghilang di balik layar.
"Nitaaaaaa! Ya ampun, gue berasa miss universe tauuukk. Seneng bangeeett!" sorak Leoni. Ketika ia Nita menemuinya di meja rias.
"Ih, apaan sih lo. Norak tauk. Jadi gimana? Gue denger tadi kamu bagus juga nyanyinya," tanggap Nita santai.
"Ahh, pokoknya malam ini keren banget Nit, keren bangeett!!!" ia berseru sambil melonjak-lonjak. Tapi, sepatu haknya sepertinya tidak kuat menopang tubuhnya hingga ia terpeleset jatuh.

Brakkkkk!!
"LEOONIII!! Udah dibilangin kalau tidur jangan di kursi goyang!" ujar Mama dari dapur. "Jatuh lagi, jatuh lagi!"
"Iya, Ma. Maaf,"

Batal jadi ratu sejagad deh gue.